Cerita indah kita. Masih begitu jelas terekam di kepala. Tentang aku, kamu, mereka. Tak henti kita tertawa. Bahagia. Berdua. Tanpa setetes air mata. Diiringi ribuan asa. Menerbangkanku menembus batas khayal dan nyata. Denganmu, aku teristimewa.
Kau pergi, tetap meninggalkan hati. Namun aku sendiri. Kosongkan sebagian ruang dalam diri. Tak mampu terisi. Tak dapat terganti. Hanya kamu yang dinanti. Hanya namamu yang terpatri. Aku merasa sepi. Tak sanggup berbagi. Kau bilang aku harus mengerti. Kau berikan sebongkah harap lagi. Tentang janji. Utarakan kau akan kembali.
Aku menunggu. Dalam rindu. Dalam pilu. Dalam ribuan cemas dan ragu. Merasa lemah dan muak dengan sikap hiperbolaku. Aku mengutuk dalam sendu. Bukan kamu, tapi diriku. Tak pernah salahkan cintamu, hanya pertanyakan cintaku. Aku terbuai masa lalu. Mengharap perputaran waktu. Tak mampu. Aku pun berlalu.
Aku gamang. Dengan sejuta dinamika yang tak mampu kutentang. Aku ingin pulang. Ke pelukanmu seorang. Namun takdirku melarang. Memaksaku terus berjalan, berlari, bahkan terbang. Tak hidup lagi dirimu dalam bayang. Aku disadarkan oleh terpaan badai yang berharap mampu membuatku sekuat batu karang. Hingga aku dapat menatap jalanan ini dengan tatapan nyalang.
Aku pernah bermimpi. Tentang aku, kamu, dan rasa di hati. Aku tau mimpi itu kelak akan terjadi. Suatu hari nanti. Hanya doa yang menjadi teman sejati. Menuntunku dalam risau yang tak bertepi. Aku tak ingin menangis lagi. Aku berdiri. Menghempaskan tubuhku melawan ribuan nyeri. Aku bosan merasa kosong tak terisi. Aku bangkit, mencari ribuan jawab yang aku cari. Hey,lihat diriku ini! Aku masih mampu berdiri tegak di sini, mempertahankan separuh hati. Aku menunggu dengan pasti. Bukan hanya kamu, tapi juga rencana indah Tuhan yang masih menjadi misteri.
Feedjit
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar